Kamis, 25 Februari 2010

Tentang Warna Itu...

Tarbiyah Allah itu indah. Seringkali kita tertawa akan sebuah rencana yang kita buat. Kita meyakini bahwa apa yang kita rencanakan adalah yang terbaik buat kita. Kita merasa kita paling tahu akan diri kita. Kita lupa, bahwa diri kita ada yang menguasai. kita terlena akan hebatnya kuasa diri.
Coretan-coretan jalan kehidupan yang telah ku buat kini terhapus sekali waktu. Ternyata semuanya salah di Mata Yang Maha Tahu. Beberapa waktu lalu kuukir perjalanan hidupku dengan tinta cinta. Tinta cinta dan air mata. Ku buat peta kehidupaan menurut cara pandangku. Ada merah, biru, bahkan kelabu. kuukir dan kupahat menjadi lukisan terbaik. Indah dipandang mata, menarik hati setiap penikmatnya.
Akupun terkecoh. kulangkahkan kaki menyelesaikan ukiran hidupku, tapi ternyata ada hal lain yang menghentikan perjalananku. Satu warna itu hilang. satu warna yang sejatinya ingin ku buat untuk melukis sebagian besar warna perjalanan. Warna dominan yang kuharapakan akan memperindah goresan kanvas kehidupan.
Satu warna itu hilang (atau sengaja menghilang??). Dan aku terlambat menyadari. Aku terlalu ceroboh untuk tahu bahwa warna itu tidak mau kugunakan untuk melukis di kanvas kehidupanku. Warna itu pergi.. Dan aku masih mencari. . Tapi dimana??? warna itu pergi dengan jiwa bebasnya. Mencari empu kemana ia suka.
Aku mencari, tapi sejatinya aku tak perlu mencari karena kini ku telah tahu kemana ia pergi. tapi ia enggan kembali. Warna itu lebih bahagia disana dan enggan mendekat kepadaku. Kunantikan pendar senyum cerahnya. Tapi tak ada. Ia hanya memberi selayar bayang yang kutak tahu apa maknanya. Ia hanya memberi secercah gelap yang enggan menjadi terang.
Lukisanku.... dengan apa akan ku selesaikan?? Warnaku hilang, adakah pengganti yang lebih berarti???
dalam hening, dalam quantum rasa, aku tahu, ada banyak warna yang bisa kugunakan melukis kehidupanku. Ada warna-warna lain yang lebih indah yang jika ku mampu mengaguminya niscaya akan lebih megah terlihat goresan di kanvasku. Tapi sulit memang... karena warnaku yang hilang itu, telah menemaniku merenda asa. Menghibur dukaku, menyelami kesedihanku. Menjadi kebaahagiaanku. Dan kini, jika ia tidak mau kembali, haruskah aku mencari warna lain sebagai pengganti???
Tarbiyah Allah itu indah. Biar kulapangkan kanvas hatiku, agar lebih banyak lagi warna yang bisa kugoreskan disana. Agar kehilangan ini segera pergi. Agar kerapuhan ini segera berhenti.
Ketahuilah, kita boleh memiliki berjuta pinta, kita boleh memiliki semua rencana. Tapi ada penentu di sana. Dia yang melukis kehidupan dengan Cinta. Dia yang memberi apa yang dibutuhkan oleh yang dicintaa. Dia Yang akan tersenyum melihat keridhaan Sang Tercinta akan segala kehendaknya.
Dan izinkanlah aku, Maria Khalisha, terus belajar untuk menjadi pecinta-Nya dan menjadi Sang tercinta...
Warnaku, pergilah, jika engkau akan pergi. Aku akan menjemput waarna-waarna lain yang akan kugunakan mengisi lembaran-lembaran perjalanan yang belum bertepi.